TargetNews
Simalungun – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mendampingi Presiden Joko Widodo meresmikan Jalan Tol Trans Sumatera Ruas Binjai – Langsa Seksi 2 Stabat – Tanjung Pura 26,2 km dan Ruas Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat (Kutepat) Seksi 3-4 Tebing Tinggi – Serbelawan – Sinaksak 45,6 km. Peresmian kedua ruas tok sepanjang 72 km dipusatkan di Gerbang Tol Sinaksak, Kabupaten Simalungun, Selasa (10/9).
Hadir dalam peresmian ini Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, PJ Gubernur Sumatera Utara Agus Fatoni, Bupati Simalungun Radiapoh Sinaga, Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto dan Direktur Utama Hutama Marga Waskita Dindin Solakhuddin.
Presiden Jokowi dalam sambutannya mengatakan jalan tol ini yang diresmikan ini akan menjadi bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera sepanjang 2.998 km dan diharapkan akan tembus di 1.137 km pada akhir 2024 yang akan datang.

“Tadi Pak Bupati Simalungun katakan dari Medan ke Sinaksak/Siantar menghabiskan waktu 3.5 jam dan sekarang hanya 1.5 jam lebih sedikit. Jalan tol ini akan mendorong pusat-pusat perekonomian baru di koridor Binjai – Langsa dan Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat,” kata Presiden Jokowi.
Di samping Presiden Jokowi berharap hal ini akan menambah daya saing daerah serta sistem logistik, mobilitas orang dan barang akan semakin cepat sehingga bisa bersaing dengan negara-negara lain.
Tol Binjai – Langsa Seksi 2 Stabat – Tanjung Pura memiliki panjang 26,2 km dan dibangun dengan investasi Rp5,2 triliun. Sebelumnya Presiden Jokowi telah meresmikan Tol Binjai-Langsa Seksi 1 Binjai – Stabat pada Februari 2022.
Tol Binjai – Langsa terdiri dari 5 seksi yang memiliki total panjang 131 km dibangun dengan skema KPBU oleh BUJT PT Hutama Karya dengan kontraktor pelaksana Hutama Karya Infrastruktur dan biaya investasi seluruh ruas Rp11,6 triliun.
Tol Kutepat Seksi 3-4 Tebing Tinggi – Serbelawan – Sinaksak memiliki panjang total 45,6 km dan dibangun dengan investasi Rp6 triliun. Seksi ini merupakan lanjutan dari Seksi Tebing Tinggi – Indrapura yang sebelumnya diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Februari 2024.
Tol Kutepat terbagi menjadi 6 seksi yang memiliki total panjang 143,25 km dibangun dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) oleh BUJT PT Hutama Marga Waskita dengan kontraktor pelaksana PT Hutama Karya dengan biaya investasi seluruh ruas Rp13,7 triliun.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Miftachul Munir mengatakan Tol Binjai-Langsa Seksi 2 Stabat – Tanjung Pura akan mengefisienkan waktu tempuh dari 1 jam menjadi 20 menit. “Jalan tol ini akan mendukung pariwisata dan _support_ perekonomian sekitar Stabat dan Tanjung Pura. Sementara Ruas Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat akan mendukung Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei serta Daerah Pariwisata Super Prioritas Danau Toba,” ucapnya.
Bupati Simalungun Radiapoh Sinaga mengapresiasi pembangunan jalan tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat. “Harapannya jalan tol ini akan diteruskan sampai ke Parapat yang tinggal 40 km lagi. Kalau sudah sampai di Kota Parapat pertumbuhan ekonomi dari sisi pariwisata akan sangat luar biasa, pasti akan bisa mengimbangi Pulau Bali karena selama ini dari Medan ke Parapat bisa 4 jam. Tetapi adanya tol ini dari Medan ke Parapat hanya 1 jam 40 menit,” ujarnya.
Turut hadir mendampingi Menteri Basuki Direktur Jenderal Bina Marga Rachman Arief Dienaputra, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Triono Junoasmono, Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja dan Kepala BPJT Miftachul Munir. (Alexander***)
Related News
Gara-gara Downtime, Reputasi Perusahaan e-Commerce & Jasa Keuangan Terancam! Keyword : Netmonk Prime Solusi Andal Jakarta – Operasional perusahaan di berbagai sektor banyak mengandalkan kinerja jaringan, seandainya jaringan lambat atau mengalami downtime, konsekuensinya akan mempengaruhi reputasi bisnis! Perusahaan yang bergerak di bidang e-commerce, perbankan, hingga jasa keuangan akan merasakan betul dampaknya. Jika server jaringan mereka mengalami downtime, hubungan perusahaan dengan pelanggan akan terhambat dan bukan tidak mungkin mempengaruhi kepercayaan pelanggan. Downtime adalah masalah serius yang bisa berdampak besar terhadap kepercayaan pelanggan, pendapatan, dan operasional perusahaan. Setidaknya, dampak yang paling kentara dari jaringan lambat atau downtime adalah perusahaan kehilangan potensi pendapatan. Misalnya saja pada perusahaan yang bergerak di bidang e-commerce, ketika platform e-commerce tidak dapat diakses, maka pelanggan tidak dapat melakukan pembelian yang sudah pasti akan langsung mengurangi potensi pendapatan. Penjualan yang hilang selama masa downtime sering kali tidak dapat sepenuhnya dipulihkan. Kondisi serupa juga bisa terjadi pada perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan, saat downtime berlangsung, layanan seperti transfer, pembayaran, atau perdagangan saham yang dilakukan oleh pelanggan menjadi terhenti. Jelas, hal ini menyebabkan hilangnya pendapatan dari komisi atau biaya layanan. Kondisi yang demikian, bukan tidak mungkin membuat pelanggan dari perusahaan tersebut mengalami frustasi karena tidak dapat menyelesaikan transaksi atau melacak pesanan mereka. Sama halnya dengan pelanggan di perusahaan jasa keuangan yang kesal lantaran tidak dapat mengakses dana atau menyelesaikan transaksi penting. Parahnya, dapat memicu kepanikan dan menurunkan kepercayaan mereka terhadap perusahaan keuangan tersebut. Jika sudah demikian, reputasi perusahaan terancam karena hilangnya kepercayaan pelanggan dan dalam kasus jasa keuangan, gangguan downtime dapat memunculkan keraguan terhadap keamanan dan keandalan sistem perusahaan. Pada beberapa kasus yang pernah terjadi, downtime dapat disertai serangan siber atau kehilangan data. Tentu, kondisi ini dapat memperburuk situasi dan memerlukan investasi besar dalam penanganan serta audit sistemnya. Sementara itu, secara lebih spesifik perusahaan yang bergerak di bidang e-commerce akan mengalami kerugian operasional akibat gangguan dalam inventaris, sistem pembayaran, dan logistik. Barang mungkin tidak dapat dikirim tepat waktu sehingga mengganggu hubungan perusahaan dengan pelanggan dan mitra logistik. Perusahaan jasa keuangan juga akan mengalami hal yang sama. Kerugian operasional dalam proses internal seperti pencatatan transaksi atau penyelesaian keuangan menjadi tertunda sehingga menciptakan backlog yang menyita waktu untuk diselesaikan. Berbagai pemaparan potensi kerugian di atas, teranglah jika kinerja monitoring jaringan memegang peran sangat penting. Dan untuk memastikan kinerja server jaringan tetap berfungsi secara optimal, dibutuhkan monitoring server jaringan yang andal dan dapat dipercaya! PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) menghadirkan solusi monitoring server jaringan Netmonk yang bisa membantu perusahaan mengoptimalkan operasional bisnis mereka sekaligus meningkatkan reputasinya. Netmonk melalui layanan Netmonk Prime mampu memberikan pandangan mendalam mengenai performa server jaringan secara real-time. Netmonk juga memberikan insight berharga melalui laporan kinerja jaringan yang bisa digunakan perusahaan sebagai landasan dalam mengambil keputusan strategis. Laporannya tidak sekadar data saja, juga analitik secara real-time yang dapat dimanfaatkan untuk memantau dan menyelesaikan bahkan sebelum masalah terjadi. Netmonk memiliki fitur deteksi anomali (deteksi masalah jaringan) yang secara canggih dapat mengirimkan peringatan kepada server sehingga perusahaan dapat menghindari masalah kecil berkembang menjadi gangguan yang lebih besar. Langkah ini menjadi perbedaan antara downtime yang singkat dan gangguan server jaringan berkepanjangan yang merugikan. T