Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun bersama Kun Wardana menghadiri peringatan Hari Pahlawan di Gedung Juang 45, Menteng, Jakarta Pusat

banner 468x60

 

 

 

 

Dharma Pongrekun : Jakarta Perlu Sistem Ekonomi Adil Bernama Getok Tular Adab

Jakarta,
Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun bersama Kun Wardana menghadiri peringatan Hari Pahlawan di Gedung Juang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (10/11).

Dharma menyampaikan bahwa penting untuk memahami dan memaknai Hari Pahlawan lebih dari sekadar peringatan tahunan.

Beliau mengatakan, para pahlawan telah menghadiahkan kemerdekaan dan kedaulatan yang memungkinkan rakyat Indonesia hidup merdeka dan berdaulat.

“Pahlawan itu mereka yang sudah memberikan hadiah kedaulatan bagi bangsa ini. Tanpa kedaulatan, kita tidak akan benar-benar merdeka,” ucap Dharma, saat konpers dengan awak media.

Bahwa yang terjadi di Jakarta, seperti halnya Indonesia secara umum, tengah mengalami berbagai tantangan yang mengancam kedaulatan dan kesejahteraan masyarakatnya.

“Indonesia sedang tidak baik-baik saja, Jakarta pun demikian,” imbuhnya.

Beliau menekankan bahwa urgensi saat ini adalah menyatukan hati dan jiwa masyarakat untuk menyelamatkan bangsa, dimulai dari ibu kota Jakarta.

Sebagai langkah konkret, Dharma menyampaikan gagasan tentang Sistem Ekonomi Adil yang disebutnya sebagai Getok Tular Adab.

Sistem ini, katanya, bertujuan untuk memperbaiki ekonomi rakyat Jakarta dengan menyejahterakan produsen, konsumen, hingga perusahaan lokal.

Hal ini dianggap penting karena membanjirnya barang impor telah berdampak buruk pada banyak produsen lokal, yang akhirnya meningkatkan pengangguran.

“Jakarta memiliki filosofi rumah adat dengan teras luas tanpa pagar – siapa pun boleh datang, tetapi harus menjaga adab. Jangan rusak adab kami,” tuturnya.

Bagi Dharma, menjaga harmoni dan kebersamaan adalah inti dari perjuangan kepahlawanan yang juga diajarkan oleh para pahlawan terdahulu.

Menurut Dharma, menjadi pahlawan tidak terbatas pada pertempuran fisik, melainkan termasuk setiap tindakan yang mempertahankan bangsa ini dari kehancuran.

“Sejarah pahlawan itu ada di batin kita masing-masing. Sepanjang kita setia kepada bangsa ini dan tidak mengkhianatinya demi kepentingan asing, kita adalah pahlawan,” ungkapnya.

Dharma mengajak semua generasi, termasuk anak-anak muda, untuk berperan aktif sebagai pahlawan dalam lingkungannya masing-masing.

“Untuk menyelamatkan Jakarta, kita harus menjadi pahlawan. Kalau kita tidak menjadi pahlawan, kita tidak akan bisa menyelesaikan tantangan yang ada,” tutupnya.

R.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *