Jakarta, target news.co.id – Komunitas Peternak Unggas Nasional (KPUN) kembali mengadakan aksi bagi-bagi ayam gratis ke masyarakat yang tengah melintasi kawasan monas tempat mereka melakukan aksi demontrasi.
“Kebijakan pemerintah yang tidak berpihak merugikan banyak peternak unggas. Dan hari ini kami aksi simpatik dengan membagikan ayam hidup kepada masyarakat mulai dari di kawasan monas, Kantor Badan Pangan Nasional hingga Kantor Kementerian Pertanian,” kata Alvino.
Dalam aksinya KPUN mendesak Presiden Jokowi agar mau melakukan langkah-langkah penting dan konkrit untuk menyelamatkan nasib peternak rakyat dan peternak mandiri yang semakin terpinggirkan. Mengingat situasi sulit yang saat ini tengah dihadapi oleh para peternak ayam dimana harga ayam hidup dihargai jauh lebih murah daripada harga pakan ternak itu sendiri, sementara disatu sisi yang lain harga ayam di pasaran tetap tinggi dan stabil.
“Kami berharap sekaligus meminta kepada bapak Presiden Jokowi agar beliau mau memerintahkan Kepala Badan Pangan Nasional dan Kepala Badan Urusan Logistik untuk melaksanakan Peraturan Badan Pangan Nasional No. 5 tahun 2022 mengenai Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen yang menetapkan harga batas bawah ayam broiler sebesar Rp. 21.000 per kg dan batas atas Rp. 23.000 per kg. Karena saat ini yang terjadi di kami itu harga ayam hidup di tingkat peternak rakyat dan peternak mandiri hanya dihargai sebesar Rp. 16.000-17.000 per kg dan harga tersebut jauh dibawah harga rata-rata produksi yang mencapai Rp. 20.500-21.500 karena input harga pakan ayam yang mengalami kenaikan,” ucapnya.
“Alasannya kenapa harga ayam di kandang kami dihargai sangat murah karena katanya ‘over suply’. Harusnya kalau ‘over supply’ harga di konsumen jadi murah tapi ini kan enggak, harga beli di konsumen tetap stabil tinggi dan itu yang jadi masalah, karena berapapun ayam yang ada di kandang kami pasti langsung diangkut habis untuk dijual ke pasar sementara disatu sisi bahan baku pakan ternak ayam seperti jagung itu import, bukan yang lokal punya dimana kemarin itu harganya sudah menembus diatas Rp.8500 per kg,” ungkap Ketua KPUN Alvino Antonio secara khusus kepada redaksi saat ditemui usai aksi Demontrasi di kawasan Silang Monas, Jakarta Pusat, Kamis (11/01/2024).
Lebih lanjut Alvino melihat bahwa industri perunggasan nasional mengalami ketidak-berpihakan kepada para pembudidaya ayam ternak. Situasi kemarjinalan yang dihadapi peternak rakyat dan peternak mandiri semakin berat dengan kebijakan pemerintah yang memberikan izin kepada perusahaan-perusahaan integrator untuk menjual hasil produksinya ke pasar-pasar tradisional dan konsumen rumah tangga. Sehingga pangsa pasar peternak rakyat dan peternak mandiri secara otomatis semakin tergerus dan mengakibatkan hilangnya peluang peternak rakyat dan peternak mandiri untuk berusaha di bidang peternakan unggas.
“Kami mesti berhadapan dengan perusahaan-perusahaan modern yang sudah terintegrasi dan bertarung di pasar yang sama dimana semua para peternak memiliki keterbatasan modal, akses dan teknologi sehingga hasilnya mudah ditebak, peternak rakyat dan peternak mandiri secara perlahan namun pasti kalah bersaing dan mulai berguguran. Pilihannya serba tidak enak, bertahan rugi atau mati,” keluhnya.
“Regulasi dari pemerintah untuk peternak sudah bagus hanya implementasi di lapangannya yang tidak ada sama sekali. Dan setiapkali ada kejadian yang seperti ini respon dari pemerintah hanya ‘sebatas pemadam kebakaran aja’ dalam artian dalam 1 minggu harganya naik lalu kemudian turun lagi dan begitu seterusnya, seperti dikendalikan. Maka kami juga meminta pemerintah untuk diusut tuntas itu mafia-mafia pangan sehingga terjadi adanya permainan,” pintanya kepada redaksi.
Red